Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menyampaikan hasil kegiatan mata kuliah survey permasalahan BK yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juli-04 Agustus 2022 di Manado.

Mata kuliah survey permasalahan BK ini merupakan mata kuliah yang diampu oleh Prof. Dr. Wenny Hulukati, M.Pd, Dr. Maryam Rahim, M.Pd, dan Dra. Rena Madina, M.Pd.

Menurut ketua team teaching mata kuliah Prof. Dr. Wenny Hulukati, M.Pd, Layanan Bimbingan dan Konseling Di Era Society 5.0 ini merupakan konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.

“Agar dapat menjalankan peran serta maksimal dalam mewujudkan generasi yang mampu beradaptasi dalam kehidupan di era society 5.0 ini, maka guru bimbingan dan konseling itu dituntut untuk memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan peran tersebut,” ujar Prof. Wenny.

Prof. Wenny menjelaskan, pada jaman yang canggih ini, robot semakin berkembang dengan kecanggihannya. Kecanggihan tersebut menjadi tantangan bagi guru bimbingan konseling dalam mengikuti perkembangan teknologi.

“Oleh sebab itu, sebagai guru bimbingan dan konseling di era 5.0 harus dapat berpikir kritis dan mempergunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan layanan,” jelasnya.

Sementara itu, Ridawan Balango mengatakan, survey permasalahan ini dilakukan pada beberapa sekolah antara lain di SMP 3 Manado, SMA 1 Manado, dan Sekolah Islam Terpadu Manado.

“Hasil survey di SMP 3 Manado ditemukannya yaitu kurangnya guru BK, jumlah siswa dengan guru BK tidak sesuai dengan permendikbud No. 111 Tahun 2014, dan tidak adanya jadwal BK masuk kelas,” ungkap Ridwan.

Ridwan mengatakan, hal ini berbeda dengan hasil survey yang dilakukan di SMA 1 Manado, di sekolah tersebut terdapat 3 orang guru BK dan memiliki ruang layanan BK yang sudah sesuai dengan standar layanan konseling.

“Di era society 5.0 ini kami berharap, pelayanan bimbingan dan konseling menjadi semakin penting untuk mewujudkan generasi yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan etika dalam menggunakan teknologi,” tandas Ridwan.